Obbie Messakh


Nathalia, kau telah berubah
Nathalia, kau membagi cinta
Aku insan biasa yang selalu tersisih
Jangankan dalam kehidupan
di dalam bercinta pun aku kalah

Pasti banyak yg bertanya-tanya, apa yang barusan saya tulis di atas itu. Apakah itu sebuah Sajak? Bukan! Penggalan sebuah cerita? Bukan juga! Jadi apa? Jawabannya adalah lirik dari sebuah lagu. Pertanyaan berikutnya adalah lagu apa dan siapa yang menyanyikannya? (Ini dah mirip-mirip Berpacu dalam Melodi) Pasti hanya segelintir orang yang bisa menjawabnya. Cluenya adalah judul dari tulisan ini. Yup, tepat sekali lagu yang saya maksud adalah Nathalia buah karya komposer Pop kenamaan Indonesia jaman 80-an, Obbie Messakh. Rasanya lebih dari 10 tahun, nama ini tidak pernah muncul lagi menghiasi headline tabloid Hiburan dan Gosip yang sekarang semakin banyak saja dan mungkin sudah banyak di antara kita yang lupa dengan nama ini (mungkin malah anda yang berusia kurang dari 20 tahun gak kenal dengan nama ini). Tapi tak mungkinlah saya lupa, 20 tahun yang lalu, nama ini adalah sebuah nama besar dalam dunia tarik suara Indonesia. Bersama Pance Pondaag dan Rinto Harahap kerap disebut sebagai Trio Musketeer (saingannya Trio Ambisi) pencipta lagu-lagu pop terlaris di Indonesia. Banyak penyanyi-penyanyi top jaman dulu yang kerap menyanyikan lagu-lagu dari tiga pendekar tersebut. Sebut saja Dian Piesesha, Betharia Sonatha, Endang S. taurina, Ratih Purwasih pernah membawakan lagu-lagu mereka. Tidak hanya itu mereka juga sering menyanyikan sendiri lagu-lagunya.

Dari ketiga pendekar kita tersebut terus terang Obbie Messakh punya tempat khusus di memori saya. Dan akhir-akhir ini saya punya kesibukan baru yang lumayan memalukan tetapi bikin saya senang yaitu mencari dan mengumpulkan lagu-lagu yang pernah dinyanyikan atau diciptakan oleh Obbie Messakh. Dan untung saja ada komunitas sharing lagu-lagu di MIRC yang ternyata masih menyediakan lagu-lagu tahun 80 an untuk di download. Maka meluncurlah Nathalia, Antara Benci dan Rindu, Hitam Putih Fotomu, Hati yang Luka dari server mereka ke hard disk saya. Sampai sekarang mungkin ada sekira 10 lagu Obbie Messakh yang saya koleksi dan menjadi koleksi saya yang berharga karena terus terang sangatlah susah mencari lagu-lagunya.

Dengan suara yang datar tanpa ekspresi sebenarnya lagu-lagu yang dinyanyikannya tergolong biasa-biasa saja. Namun yang menarik dari lagu-lagunya Obbie Messakh adalah lirik-lirinya yang hanya bisa ditandingi oleh lagu-lagu dangdut! Banyak kita temui keputusasaan, patah hati, putus cinta dan tema-tema cengeng sejenisnya. Entah kenapa Bang Obbie hobby menulis lirik-lirik seperti itu tapi mungkin saja selera pasar saat itu seperti itu. Saya teringat lagu Hati yang Luka yang dinyanyikan oleh Betharia Sonatha (ada lagu balasannya, judulnya Hati yang Duka yang dibawakan langsung bang Obbie), lagu ini begitu populernya saat itu namun begitu cengengnya sampai-sampai Harmoko, Menteri Penerangan kala itu, melarang lagu ini diperdengarkan. Terlalu cengeng! Hmmm....untuk kali ini saya setuju sama beonya pak Presiden 32 tahun kita itu. Efek lagu itu dahsyat, banyak istri-istri yang merasa disakiti oleh suaminya lantas berkata " Pulangkan saja aku pada Ibuku atau Ayahku". Gak tau juga, apakah akibat lagu ini tingkat perceraian di Indonesia pada saat itu meningkat.

Lagu lain yang cukup menggelitik urat tawa saya adalah Nathalia. Lagu yang menceritakan seorang laki-laki yang dikhianati cintanya oleh gadis bernama Nathalia karena dia hanyalah insan biasa. Jangankan dalam kehidupan, didalam bercinta pun aku kalah... Dalam! Makin banyaklah laki-laki yang mendengar lagu ini setelah dipustuskan cinta, gak punya pekerjaan, makan sehari-hari susah, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kalah!

Untuk itu maka agar bisa menikmati lagu-lagu bang Obbie secara optimal diperlukan diperlukan sikap yang ceria, optimis dan mentalitas pemenang supaya kita bisa menertawakan (inilah kenikmatan tertinggi dalam menikmati lagu Bang Obbie) lirik serta lagunya dan mungkin juga diri kita sendiri. Lagu-lagunya telah menghadirkan tawa dan menghangatkan suasana di tengah dinginnya salju bulan Januari.

Akhir kata saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah sajak yang saya penggal dari sebuah lagu sang Maestro, Antara Benci dan Rindu.

Yang, hujan turun lagi
Ketika ku lewati jalan ini
Aku ingat engkau, yang
Basah tubuhmu, basah tubuhku
Ku hapus dengan sapu tangan

Yang, aku pun rindu padamu
Aku pun ingin hidup bersamamu
Kita bercerita, tentang laut biru
Tentang langit biru
Di sana tumpuan dan harapan

Buat Obbie Messakh, di manakah kau berada?

Comments

Harianta said…
kacau banget sih kau :P
Anonymous said…
boeng iang njanjih nathalia adala djamal mirdad itoe boekan oom obbie....
Mang Uchong said…
Di saat itulah kita bisa melihat...seorang ANDO (eh RAMBO)...menjadi seorang RINTO hihihi... :p
Anonymous said…
Ternyata berhati Obbie Mesakh juga dikau...huekhehehe..Btw Good luck ujianya yach..^_^ Olive
Purple Heart said…
walah...koq ya kepikiran obbie messakh sih bo...hahaha!
Anonymous said…
Artikel Obbie ini jadi inspirasi buat saya untuk menulis sedikit catatan tentang penggubah lagu2 manis itu di blog saya (flobamora.blogspot.com).
Obbie punya tempat sendiri di Nusatenggara Timur sampai sekarang. Lagu2nya meski cengeng sangat disukai warga NTT, khususnya yang naik kapal laut atau gitaran di pinggir jalan. Chord-nya gampang, manis, meskipun bobot musikalitasnya, kata pengamat, kurang.

"Bila kau rindu panggillah namaku
Batinku bergetar ada rindu untukmu
Walau cinta kita tak mesti bersatu
Namun memori biarlah abadi...."
Anonymous said…
Tidak disangka ternyata saya bisa menemukan seorang penggemar lagu-lagu Obbie Messakh. Saya pun juga adalah seorang fans lagu-lagu Bung Obbie. Bahkan, mungkin saya boleh dibilang penggemar beratnya Bung Obbie. Semua kaset-kaset Bung Obbie baik yang diproduksi oleh JK Records maupun yang lain, menjadi koleksi saya yang berharga. Saya pun mencatat semua judul lagu yang pernah ditulis oleh Bung Obbie. Jumlahnya sekitar 200an.

Bagi saya pribadi, kekuatan lagu-lagu Bung Obbie adalah pada melodinya bukan pada liriknya. Dengan mendengar melodi saja dari lagu-lagu Bung Obbie, saya bisa bernostalgia lagi ke jaman tahun 80an... :)
Anonymous said…
Looking for information and found it at this great site... » »

Popular Posts